(Our) Top 3 Honeymoon Destinations in Manado

Beberapa hari terakhir, alhamdulillah saya dikasih kesibukan lebih untuk menulis artikel pesanan client dengan super tight timeline. Sekarang pun masih ada pe-er yang menanti dikerjakan, tapi rasanya saya ingin rehat sejenak di akhir pekan (^_^).

Enschede malam ini lumayan dingin, sekitar 6 Celcius disertai gerimis. Saat yang tepat buat menikmati simpanan harta karun dari tanah air. Dua cangkir Torabika Cappucino pun menemani malam saya dan suami, yang malah sibuk dengan tugas masing-masing. Biarlah, setidaknya kami tetap bareng menyesap kopi favorit yang bikin makin rindu rumah.

Bagi penduduk negara tropis yang baru sampai di negara empat musim, bahkan udara diawal musim gugur pun memang kerasa menggigit dinginnya. Like they said;You never miss the water, ‘till the well runs dry”. Disini, kami jadi lebih bersyukur dengan sinar matahari yang melimpah setiap harinya di Indonesia. Betapa mewah ketika dulu di Manado kami hampir setiap pekan bisa main-main ke laut. Cerahnya mentari sepanjang tahun dan biru laut memang kombinasi maut yang bikin kami jatuh cinta dengan pulau Celebes itu.

Selama delapan bulan kami tinggal di Manado, buat saya rasanya bukan pindahan tapi honeymoon terpanjang yang pernah kami lakukan. Gimana engga, tiap bulan pasti ada agenda leisure ga jauh-jauh dari pantai atau pegunungan. Jika kami tahu cuma tinggal delapan bulan di Manado, pasti dari awal kami menjelajah lebih banyak tempat eksotis manis lainnya. Sementara itu, kami cukup puas sempat mencicip indahnya hari di beberapa tempat. Inilah tiga tempat terkece versi kami yang pas buat agenda honeymoon atau sekedar berpelesir ria :

Destination #1 : Bunaken

Yes, the famous Bunaken still worth to visit. Dengan catatan, Anda bisa mengunjungi dive site yang beda dari tujuan kebanyakan wisatawan lainnya. Kami dua kali ke Bunaken, pada kunjungan pertama cukup mengecewakan karena tempat snorkeling di dekat pulau Bunaken begitu ramai, dan cuma ada pemandangan karang coklat, untung masih ditemenin ikan laut yang berseliweran. FYI, ikan disini cukup matre, udah kenal sama biskuat jadi kalau mau dideketin ya mesti sebar biskuat dulu.

Karena kami kurang puas snorkeling di Bunaken, jadilah kami menjajal snorkeling di Siladen, pulau sebelah yang ternyata punya pemandangan jauh lebih cantik. Tapi ikan disini belum kenal biskuat jadi ga bisa dirayu supaya mendekat.

Nah, di kunjungan kedua lah kami dibuat terpana dengan kecantikan bawah laut Bunaken. Kami ikut dengan teman-teman divers ke dive site bernama Likuan 3. Cantiknya kebangetan, karang warna warni berbagai rupa, berseliweran penuh sesak ikan-ikan laut yang biasanya cuma bisa liat di majalah, padahal kami cuma ber-snorkeling ria loh, apa kabar divers di bawah sana. Sayangnya Anda cuma bisa kesini kalau mau menyelam, atau seperti cara saya, nebeng dengan para divers baik hati. Tertarik menyelam juga? Coba cek post menarik dari “divers ga ambisius” disini.

How to get there?

Bunaken cukup ditempuh sekitar 30 menit dari pelabuhan Manado (Marina – Calaca). Umumnya turis sewa boat dengan harga 800 ribu rupiah yang cukup untuk 20 orang (tarif di 2014), biaya ini udah termasuk bensin kecuali mau nambah tips lagi. Plus nanti di Bunaken, mereka akan minta disewakan alat snorkeling seharga 150 ribu/awak kapal yang jumlahnya ada 2 atau 3 orang. Pastikan semua biaya jelas dari awal perjalanan, Anda juga bisa nego misalnya supaya yang disewain alat snorkeling cuma 1 awak kapal kalau yang ikutnya ga banyakan.

Kalau yang naik kapal cuma dua orang (namanya juga Honeymoon)? Ya harga tetap sama, makanya lebih baik naik banyakan, atau kalau mau lebih murah Anda bisa berangkat dari Pasar Bersehati dengan sewa sekitar 400 ribu rupiah. Tentu beda harga beda rupa yah, kapal yang besar biasanya udah punya fasilitas ala-ala glass bottom boat tradisional lah.

Karena kami juga mampir ke Siladen, maka biaya ditambah 300 ribu rupiah untuk sewa kapal seharian. Ketika di kunjungan pertama, sebelum nyemplung di Bunaken, Anda akan turun di pulau Bunaken-nya dulu buat bayar tiket masuk kawasan wisata juga pinjem alat snorkeling dan baju renang (sepaket harga 150 ribu rupiah), bahkan waterproof compact camera (sewa 250 ribu rupiah) kalau mau. Oh ya, sebaiknya bawa makanan sendiri buat kepastian citarasa dan lebih praktis. Sedangkan di kunjungan kedua, kami ga pake mampir ke pulau Bunaken dulu.

Where to stay?

Pelabuhan Marina – Calaca berada di jantung kota Manado, jadi Anda punya banyak pilihan untuk tinggal. Khusus buat Anda yang Honeymoon, bisa coba di Aston, Aryaduta, atau Quality Hotel untuk harga yang lebih terjangkau. Manado juga punya Novotel dan Santika, tapi saran saya lebih baik pilih hotel di tengah kota supaya Anda juga bisa mudah berwisata kuliner.

Nah, agar pas dengan misi dunia percintaan, favorit saya adalah The Club, cita rasa ga spektakuler, harga lebih mahal, tapi resto ini romantis apalagi saat senja. Jadi kalau mau, ngemil dan ngopi cantik disini lalu pindah ke tenda ikan bakar. Hasilnya hati senang, perutpun riang. Masih mau late night snack? Jika menginap di hotel Quality, cukup nyeberang jalan maka Anda bisa ketemuan sama geng duren yang harum menggoda.

Destination #2 : Pulau Lihaga

Pictures will tell you more than words can. Silahkan menikmati beberapa oleh-oleh yang kami bawa pulang dari trip ke Lihaga.

Di Pulau Lihaga memang ga ada spot buat snorkeling yang penuh karang berwarna-warni seperti di Bunakan, tapi pulau ini bakal bikin Anda betah maen di pantai, tiduran di bawah pepohonan, berenang di ujung pantai yang landai. Di sisi lain pulau juga ada pemandangan berbeda yang dipenuhi karang kering. Masih kurang? Pulau ini punya pasir putih yang menjadi andalan, pas berpadu dengan air laut yang biru kehijauan.

Andaikan ada rumah penduduk yang disewakan, mungkin kami akan bermalam disini. Sayangnya, infrastruktur masih terbatas, jangankan resort, darmaga aja belum ada. Disini pun pedagang ga nginep tapi ikut pulang ke pulau sebelah tempat tinggal mereka.

Jika datang kesini, wajib bawa bekal makanan dan minuman, juga alat renang/snorkeling, lagi-lagi untuk alasan kepastian rasa dan penyewaan alat yang terbatas di pulau. Anda bisa juga makan disini kalau cukup puas dengan sajian Indomie. Sebenarnya ada tempat dan orang yang bisa buatin ikan bakar, tapi Anda harus pesan dulu sebelumnya. Pemesanan biasanya dilakukan sekalian ketika booking sewa kapal.

How to get there?

Dari Manado kami menggunakan mobil menuju Pelabuhan Serei – Likupang Barat. Walaupun angkot di Manado itu terkenal bagus, dan full of music tapi urusan ke pantai Lihaga memang susah kalau pake transportasi umum karena belum jadi tujuan wisata seramai di Bunaken. Kalau Anda mau jadi newlyweds petualang, boleh coba rute pakai transportasi umum yang ditulis disini, tapi sangat ga disarankan yah.

Walau perjalanan darat hanya memakan waktu 1.5 jam, tapi saran saya berangkatlah sedari pagi biar Anda bisa puas menikmati indahnya Lihaga. Apalagi di pulau juga ga ada penginapan jadi kami menghindari terlalu malam kembali ke Manado. Perjalanannya cukup bikin pusing buat yang belum pernah kesana, kami beberapa kali nyasar, jadi sangat disarankan ditemani orang yang udah tau tempatnya.

Untuk sampai di pelabuhannya pun bikin bingung karena ga kaya pelabuhan yang kami bayangkan, kecil dan sepi kapal. Nah loh, mau pilih kapalnya gimana? Beruntunglah kami ada rombongan yang kayanya kasian liat kami bengong, jadi mereka nawarin kita join, sekalian bisa mengurangi ongkos patungan sewa kapal juga. Tapi ini hanya keberuntungan ya, jangan diikutin, Anda harus pesan kapal dulu beberapa hari sebelumnya, plus pesan ikan bakar juga kalau Anda mau.

Pesan kapal bisa dilakukan dengan kontak beberapa tour travel lihaga, karena kemarin saya nekat datang tanpa pesan, lebih baik Anda lihat dulu tulisan disini untuk penyewaan kapal. Biaya sewa kapal sekitar 700 – 1.5 juta. Overall, memang ke Lihaga ini mahal kalau cuma berdua, lebih baik Anda kesini bersama beberapa orang lain, sekalian bisa minta difotoin ala pasca wedding kan (^_^).

Destination #3 : Lembeh

Nah, di Lembeh ini perjalanan yang paling kerasa nuansa Honeymoon-nya. Alasannya lebih karena kami tinggal di resort yang memang pas bangeet buat Honeymoon, Debirahe at Lembeh Hill Resort. Via Agoda waktu itu kami booked dengan harga 1,2 juta, harga yang sangat layak mengingat kamarnya excellent apalagi karena lagi bukan peak season jadi kami dapat kamar dengan view terbaik, resort pun berasa milik berdua.

Yang kurang disini adalah restorannya. Mungkin karena tamu yang terbatas, jadi menu pun dibuat se-efisien mungkin, ketika dinner atau bahkan breakfast ga ada prasmanan seperti hotel umumnya. Lokasinya yang berada di ujung Lembeh Strait, otomatis bikin pilihan makan cuma ada di resort. Saran saya, jangan lupa bawa cemilan kesukaan Anda.

How to get there?

Tidak ada pilihan transportasi umum, Anda bisa menyewa mobil atau memanfaatkan fasilititas pick up oleh manajemen hotel.

What to do?

Disini tempat yang pas banget buat santai sambil pacaran. Ga terlalu ambisius pengen macem-macem, just enjoy our time together. Spa tentunya tersedia disini, tapi karena cuma satu hari menginap rasanya kami lebih tertarik mencoba ber-snorkeling dan berenang di kolamnya yang ala-ala infinity pool.

Untuk urusan diving dan snorkeling, disini ada divers professional yang bisa memandu Anda. Beda yah, jangan disamain kaya panduan para awak kapal dari Pelabuhan Marina. Kapalnya dan snorkeling gear-nya pun lebih bagus. Sayangnya, bayar pake dolar yang kalau dijumlah sekitar 1.8 juta buat berdua. Ooowoow.

Ga mau rugi, ngobrol lah kami dengan resepsionis yang sangat ramah dan membantu. Mereka mengusahakan kami untuk bisa nebeng dengan tamu yang lain, jika tamu tersebut berkenan. Untunglah karena tamu berikutnya yang mau diving adalah orang Indonesia juga jadi kami bisa ikut nebeng walau hanya di satu dive site. Bayarnya 500 ribu/orang all in.

Nyelup dengan pro divers memang beda, dijagain sekalian diajarin cara snorkeling yang aman dan benar. Plus dikasih sedikit pengetahuan tentang membaca arus laut dan kontur karang. Lembeh Strait ini udah mendunia loh reputasinya, banyak divers dari berbagai belahan dunia datang kesini untuk menikmati perburuan mencari hewan-hewan kecil super unik di bawah laut. They said, Lembeh Strait is the capital world of muck diving.

Namanya juga muck diving, beda dengan reef diving yang punya jarak pandang lebih luas dan jelas. Disini banyak plankton nya jadi ga akan sejelas kita snorkeling di Bunaken. Buat Anda yang bukan penggemar underwater macro photography – menurut aku kaya nyari kutu pake kaca pembesar- pengalaman snorkeling disini akan biasa aja. But overall, tempat ini sangat menyenangkan untuk anda yang pengen santai dikala Honeymoon, really recommended.

Tentunya masih banyak lagi tempat cantik yang ingin kunjungi di Sulawesi, dan perjalanan berikutnya akan bersama si gadis kecil, semoga nanti ada kesempatan lagi menjelajah berbagai spot jawara disana. #HoneymoonTiadaPernahBerakhir

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s